Langsung ke konten utama

Desa Wisata Linggaratu


DESA WISATA LINGGARATU, KARANGPAWITAN GARUT




SEJARAH DESA

Linggaratu berasal dari kata “lingga” yang artinya batu dan “ratu” yang artinya hamparan atau gugusan. Dengan demikian, di Linggaratu banyak terdapat gugusan/hamparan batu-batu besar yang tersusun unik dan berbentuk tumpukan batu-batu besar yang menjulang tinggi dan sangat menarik.

Batu-batu tersebut merupakan batu berundak tapak tilas dari Eyang Prabu Kingking atau disebut juga paman Prabu Siliwangi. Prabu Kingking dahulunya adalah yang menyebarkan agama islam dan pernah ada di Desa Linggaratu.

Disana juga terdapat makam religius, yaitu makam Eyang Prabu Kingking. Makam ini oleh masyarakat sekitar disebut “astana (makam) panjang”. Makam ini sudah berusia 13 abad dan dipercaya sebagai leluhur penduduk bukit Linggaratu.


PROFIL DESA

Desa Linggaratu terletak di Kampung Babakan Sukasirna Desa Sindangpalay, Kecamatan Karangpawitan. Dengan luas lahan 2800 m2, luas bangunan 4x6-24 m. Desa wisata Linggaratu sudah dikelola dengan baik. Adapun pengelolanya adalah Bapak Asep Wahyu H. Situs ini telah dinyatakan sebagai peninggalan purbakala yang memenuhi kriteria Cagar Budaya tingkat Provinsi Jawa Barat dan dilindungi oleh Undang-Undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Selain itu, situs ini juga telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Linggaratu berada di ketinggian sehingga memiliki kontur yang cukup terjal dan di kelilingi hutan alam dan hutan pinus.

Kawasan ini berada diketinggian sehingga kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah.

VISI MISI
“Ngamumule Karuhun Linggaratu”


BATAS-BATAS WILAYAH

Utara     : Desa Karangpawitan
Barat     : Desa Sindang Galih
Selatan : Kabupaten Tasikmalaya
Timur    : Desa Situgede

FASILITAS DESA WISATA LINGGARATU

  • Homestay
  • Arena out bond/ camping ground
  • Sewa sound system
  • Mushola
  • Toilet (sumber mata airnya dari pegunungan menggunakan pipa)


EKSPLORASI SENI DAN BUDAYA

  • Penyambutan/punoka
  • Gamelan
  • Tari tradisional
  • Membatik 
  • Kreasi janur
  • Kreasi wayang suket


EKSPLORASI  ALAM DESA

  • Jelajah desa
  • Workshop pertanian dan perkebunan
  • Susur sungai
  • Tangkap ikan

Di Linggaratu juga disediakanpaket menginap bagi wisatawan. Ada berbagai macam paket wisata/ paket kegiatan:

  • Paket kegiatan 2 hari 1 malam dengan tarif Rp 280.000,-/ orang. 
  • Paket kegiatan 3 hari 2 malam dengan tarif Rp 425.000,-/orang.
  • Paket kegiatan 4 hari 3 malam dengan tarif Rp 700.000,-/orang.

Di Linggaratu juga ada sebuah tradisi, yaitu tradisi 14 Muludan. Tradisi ini biasanya berziarah ke makam keramat , yaitu makam Eyang Prabu Kingking.





TRANSPORTASI / AKSESIBILITAS




Lokasi Situs Linggaratu ini sekitar 9 km dari ibukota kecamatan, 7 km dari kantor desa, 8 km dari jalan raya terdekat dan 19 km dari kota Garut.

Wisatawan biasanya memakai berbagai macam transportasi dan juga titik utama memulai perjalanan.

Misal kita dari alun-alun Tarogong menaiki angkot coklat ke arah bunderan dekat Ramayana Garut, sekitar 9 menit. Kemudian kita bisa menaiki angkot berwarna putih merah 07 (angkot Wanaraja) perjalanan sekitar 15 menit dengan tarif ongkos Rp. 5000,- . Kemudian turun di Gapura Maung, disana kita bisa naik ojek sekitar 3 km dengan tarif ongkos Rp. 10.000,- lalu, berjalan kaki untuk pendakian menuju puncak sekitar 4 km. Trek nya adalah perbukitan.











Terimakasih telah berkunjung diblog ini😄

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut

DESA SUKAGALIH, TAROGONG KIDUL GARUT 'Kantor Kelurahan Sukagalih' Desa Sukagalih atau yang sekarang disebut Kelurah an Sukagalih, terletak di bagian Barat wilayah Kecamatan Tarogong Kidul dan berada di lingkungan Pusat Pemerintahan Daerah (PEMDA) Kabupaten Garut.  Diperkirakan pada awal abad ke 19, Desa  Sukagalih merupakan sebuah desa dari hasil penyatuan Desa Cirengit dan Desa Pamoyanan Kecamatan Tarogong.  Pada saat itu, keadaan tanahnya tidak sebagus sekarang. Hanya terdiri dari areal pesawahan, kebun bambu, alang-alang, rawa-rawa, dan perkampungan penduduk yang hanya dihuni sebagian kecil saja. Pada saat itu, Desa Sukagalih masih berpenduduk sedikit, yaitu 1500 orang. Pada mulanya penduduk Desa Sukagalih berasal dari suku Sunda. Tapi karena banyak pedagang yang berdatangan dari luar, seperti Banten, Brebes dan daerah lainnya lama-kelamaan mereka menetap di Desa Sukagalih dan menjadi penduduk tetap.  Setelah berpuluh-puluh tahun, mulailah beru...